Selamat Datang di Blog ini. Cerita-cerita pengalaman yang saya pernah alami, karena dokumennya sudah banyak yang hilang atau rusak termakan waktu jadi tidak dicantumkan, maaf kalau posting saya menyerupai pengalaman anda yang kebetulan mirip dengan pengalaman saya.. mungkin hanya kebetulan.
1. Berbakti kepada kedua orang tua.
2. Mencoba menuangkan pengalaman selama menjelajah.
1. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA.
2. MENCOBA MENUANGKAN PENGALAMAN SELAMA MENJELAJAH.
CERITA-CERITA ZAMAN LAMPAU HINGGA HARI INI.
Butuh perjuangan yang sangat melelahkan ahirnya SMA selesai tahun 1980 di Bau-Bau..rencana melanjutkan perjuangan ke Pulau Jawa, pilihan yang menurutku baik adalah Surabaya. maka persiapan dimatangkan untuk berangkat ke kota Buaya,, berangkatlah saya dengan kapal kayu buatan Bagan siapi-api yang kalau tidak salah namanya TARSIS, muatan kapal waktu itu Kopra dan bukan buat penumpang. penumpang yang bersama saya berjumlah 6 orang. 2 orang teman dan 2 orang tua dari teman saya yang ikut..2 teman bersama orang tuanya ke Jakarta, 1 orang ke Yogya.
Pelayaran dari Bau-Bau ke Surabaya cukup mengasyikkan karena waktu tempuh 4 hari 3 malam .hari pertama pelayaran 4 penumpang mabuk laut jadi saya dan teman yang tujuan Yogya yang tidak mabuk laut, kondisi laut saat itu cukup berombak maklum bulan Juli. saya yang besar didaerah pantai laut Banda menganggap ombak sebagai ayunan menjadi lebih nyenyak tidurnya ketimbang dirumah. malam pertama pulau Kabaena disisi sebelah kanan kapal jadi pemandangannya tidak jelas.
Pagi di hari ke 4 kapal bersandar di pelabuhan Kali Mas Surabaya. saya bingung karena tujuan untuk tinggal sementara belum ada, tapi tetap tegar walau tujuannya tidak jelas. saya mendengar nakchoda kapal menyebut satu nama sedang nama itu saya pernah mendengar jadi saya mencoba untuk menanyakan nama tersebut kenachoda kapal---saya katakan bahwa kayaknya nama yang disebut tadi saya kenal. ternyata petugas syahbandar Surabaya dan saya tanyakan kepada Nachoda kapal apa masaalah dengan beliau? Nachoda kapal menjawab bahwa beliau yang punya wewenang untuk penyelesaian masaalah kapal barang yang membawa penumpang. yang seharusnya kapal barang dilarang memuat penumpang. tak lama kemuadian 2 petugas berseragam abu2 plus atributnya tiba di kapal, saya memberanikan diri menanyakan nama yang disebut tadi ternyata mereka mengenalnya. saya meminta tolong untuk disampaikan bahwa saya memerlukan bantuan beliau, kedua petugas mengiyakan dan lalu pergi. tidak berapa lama bapak yang saya maksud tiba dan bertanya siapa yang mencarinya lalu saya jawab saya, kemuadian cerita sedikit dan menyarankan untuk kerumahnya...
Alangkah senang hatiku berarti saya untuk sementara tidak menjadi tuna wisma. ternyata bapak yang menolong saya adalah adik bungsu dari emak. untuk beberapa saat saya tinggal dirumah paman di Jln Teluk Amurang I, Tanjung Perak Suarabaya..saya coba mendaftar dibeberapa perguruan tinggi, ada satu yang saya diterima tapi meurut saya tidak sesuai dengan yang kuinginkan jadi tidak dilanjutkan. saya coba mencari pekerjaan dan diterima kerja diperusahaan di Sidoarjo. bekerja untuk biaya sekolah kelak..8 bulan kerja disidoarjo ada tawaran kerja dikapal langsung saya terima walaupun tidak berpengalaman kerja dikapal. 1 tahun kerja di kapal saya turun dan melanjutkan sekolah marconis ( Komunikasi dan Elektronik ) di Jakarta, alhamdulillah 2 tahun selesai untuk tingkat Intersulair dan langsung naik kapal, 1 tahun berlayar turun lagi untuk ujian tingkat yang lebih tinggi dan lulus. 3 bulan dikapal trayek dalam negeri dan selanjutnya ditrayek luar negeri..
Diawal 1984 resmi jadi pelaut, hari kehari mengarungi lautan dan kota-kota yang disinggahi menambah banyak pengalaman, dari satu pelabuhan kepelabuhan lain yang jaraknya berhari-hari hanya lautan yang terhampar biru tiada pulau terkadang hanya kapal lain yang nun jauh disana, saat-saat seperti inilah yang membuat jenuh, tugas dari Perwira radio hanya melaporkan posisi dan keadaan kapal pada pagi hari, siang dan malam kepada stasiun pantai terdekat.. jumlah jam kerja sehari hanya 3 jam berarti banyak waktu terbuang yang sia-sia..
Tekadku tidak selamanya menjadi pelaut karena pasti ada titik jenuh. berbagai pengalaman hidup dari yang indah hingga yang buruk. hingga suatu waktu saya berpikir untuk mengahiri petualangan menjadi pelaut tapi kerja apa didarat?, saya beranikan diri untuk mencari pasangan hidup ternyata laku juga. Mencari pasanag hidup menurut saya gampang-gampang susah, dari beberapa kriteria yang saya tetapkan ada satu yang memenuhi kriteria yang saya sudah tetapkan..ahirnya saya memberanikan diri untuk mempersunting seorang gadis dari Kepulauan Riau. sudah teguh pendirian untuk turun dari kapal dan mencoba peruntungan di darat, saran dari keluarga besar Istri untuk mencari pekerjaan di Batam atau Singapura tapi saya tolak dengan halus alasan saya untuk pulang kampung di Buton nanti kalau tidak dapat pekerjaan saya akan boyong keluarga kembali ke Batam. ada pepatah kuno yang sering saya dengar bahwa: walaupun hujan emas dinegeri orang lebih baik hujan batu dinegeri sendiri. itulah pepatah yang selalu saya ucapkan. banyak cerita petualangan yang tidak diceritakan, predikat buruk dikalangan masyarakat kita yang memvonis pelaut indentik dengan remang-remang malam, punya Wil disetiap pelabuhan yang disinggahi, tapi tidak semua pelaut demikian. pasti diantara tumpukan kerikil masih ada batu permata dan diantara tumpukan mutiara masih ada mutiara yang kualitasnya buruk
Menjadi inti dari saya pulang kampung:
1. Berbakti kepada kedua orang tua.
2. Mencoba menuangkan pengalaman selama menjelajah.
1. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA.
Kata-kata ini mungkin sering kita dengar tapi makna yang terkandung didalamnya saya tidak mengerti dan saya coba saja untuk berbakti. Buton ( Pasarwajo ) desa kecil tempat kelahiran hingga tumbuh menjadi remaja. Pasarwajo menjadi tujuan awal kepulangan saya, mungkin saya bisa mendapat pekerjaan di PT. Sarana Karya. ternyata kondisi perusahaan aspal pada saat itu sangat memprihatinkan, ahirnya saya coba ke Kendari Ibukota Propinsi, alhamdulillah tidak berapa lama saya dapat pekerjaan walau masih tahap percobaan saya tetap tekun dengan ide-ide yang sampai saat ini masih dapat dijumpai di Instansi tempat saya bekerja saat ini, Kalau saya mengingat pekerjaan lama dahulu sungguh jauh berbeda, penghasilan yang pas-pasan memberi saya pengalaman baru untuk menata keuangan lebih baik. lebih irit dalam pengeluaran keuangan untuk mencukupi biaya sebulan.
Dahulu penghasilan sebulan sama dengan penghasilan setahun didarat, ahirnya banyak teman-teman yang enggan pulang ke Indonesia apalagi pulang kampung mungkin sesuatu yang mustahil, biasa kalau kita sudah enak dinegeri orang malas pulang kampung tapi saya mungkin beda karena buktinya sampai hari ini masih tetap bersama Ibu walau Bapak sudah berpulang pada tahun 2005.
Pilihan adalah suatu tantangan yang harus saya jalani walaupun itu sangat berat untuk dilewati, demi kelangsungan generasi kedepan perjuangan harus tetap dan tetap optimis. Alhamdulillah Allah memberikan kepercayaan dengan 3 putra dan 1 putri. yang pertama hampir rampung pendidikannya, dia bersama putra yang ke 3 disatu sekolah. cukup jauh tempatnya di Padang. mereka bersekolah dengan biaya Departemen Perindustrian, yang ke 2 Putri di Fak Hukum hampir selesai. terahir sibontot putra, masih disekolah lanjutan pertama.
2. MENCOBA MENUANGKAN PENGALAMAN SELAMA MENJELAJAH.
Awal Masuk Pemda Prop. Biro Umum di Bagian Telkom sebagai tenaga honorer, setelah terbentuk Badan pengolahan Data Elektronik saya dipindahkan ke kantor tersebut, begitulah kantor baru yang semua serba baru, Pemasangan sound system dan multimedia untuk ruang Pola ditahun 1993 dan menjadi gedung tercanggih dijajaran Pemda se Indonesia waktu itu. Gedung Pola Pemda adalah sebuah gedung untuk Expose tentang Sultra.
Sebenarnya tugas utama saya adalah pengikuti kegiatan Bapak Gubernur, alhamdulillah tidak pernah terlewatkan. penempatan pertama sebagai PNS adalah di Pemda Kab. Muna tapi saya tetap berkantor dikendari. di PDE saya ditempatkan dibidang tehnik dan kelayakan. setelah dianggap semua pekerjaan yang menyangkut tehnik selesai saya dipindahkan lagi ke Kotif Kendari hingga devinitif menjadi Kodya Kendari, achirnya ditarik lagi ke Pemda Prop Sultra. untuk persiapan kepindahan Kantor Gubernur ke Adounohu ditahun 1998. Tahun 2003 saya dipindahkan ke Rujab Gubernur hingga hari ini..
Menjadi suatu tantangan karena bekerja menjadi PNS bukan tujuan awal pulang kampung, tapi karena cuma itu yang ada jadi terima saja.akan menjadi bertambah tantangannya karena bukan instansi tehnik. tapi itulah kerja yang harus saya lakoni setiap saat. masa kerja saya sudah cukup lumayan, banyak karya yang sudah saya buat walau hanya disekitar Sulawesi Tenggara. salah satunya ditahun 1992-1993 rehabilitasi perangkat telekomunikasi PEMDA di 67 titik, berarti semua Kecamatan disultra telah saya kunjungi ditambah desa-desa terisolir seperti Pulau Runduma dilaut Banda dan Rauta di Konawe yang berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Selatan.
Begitu susahnya untuk dapat sampai ke Rauta. naik ketinting dari Kolaka dan bermalam semalam, besok sore tiba di Malili, mencari kendaraan untuk menumpang ke Wundulako ( masih daerah Sulsel ) susahnya bukan main untung ada truk batu merah yang bersedia mengantar.. perkiraan saya jaraknya 78 km kira-kira hanya 2 jam ternyata 8 jam baru tiba ditepi danau Towuti. kira-kira jam 2 tengah malam, karena rombongan yang bersama saya adalah 5 orang jadi saya bertanya kepada pak sopir yang mengantar kami supaya diantar ke hotel atau penginapan. tapi jawabannya tidak ada hotel atau penginapan. kalau begitu diantar saja ke Mesjid supaya bisa bersih-bersih karena truk tadi memuat batu merah jadi sekujur badan menjadi merah, untung masih ada masyarakat yang bersedia memberi tempat menginap kalau tidak terpaksa menginap di Mesjid..
Besok paginya melanjutkan perjalanan naik ketinting lagi keseberang danau kira-kia 2 jam perjalanan tiba diseberang langsung memasang antena darurat untuk menghubungi kendari dan mengabarkan posisi dan kondisi sambil menunggu truk untuk mengantar kami ke Rauta. perjalanan dari tepi danau ke Rauta lumayan berat karena butuh waktu 4 jam baru tiba di Rauta kira-kira jam 5 sore tiba di Rauta langsung survey lokasi, kami langsung pasang pondasi tiang antena dengan perkiraan besok pagi sudah kering. Esok paginya tiang didirikan menyusul antena SSB dan langsung berhubungan dengan Kendari, dan sudah dianggap layak dilanjutkan perjalanan pulang kekendari.
Jenjang pendidikan technik yang pernah diikuti selama menjadi PNS.
1. Multimedia 2 Apple Machintos di Jakarta. tahun 1994
2. SISKOMDAGRI. di Cipanas tahun 1995
3. Sound System Professional di Jakarta 1997
Begitulah cerita-cerita yang menjadi bagian dari aktifitas selama ini. sudah Gubernur Ke 4 selama saya di Pemda Prop SULTRA. masih banyak cerita yang lain yang saya tidak cantumkan. begitu banyak yang telah saya lewati dan menunggu hal apa lagi yang akan terjadi kedepan...
Selasa, 05 Juli 2011
Santun
Keindahan suatu bangsa dapat dilihat dari santunnya rakyat terhadap apapun...yang muda dapat menghargai yang lebih tua...yg Tua lebih bijaksana...
Contoh2
BalasHapus